Kamis, 05 Januari 2012

Perjalanan ke Bandung


Perjalanan yang sudah saya tunggu ini akhirnya datang juga. Grup saya sama seperti sebelumnya saat pergi ke Tidung yaitu yuki, dennis, Adrian, leo. Perjalanan kami lakukan saat weekend. Untuk transportasi ke Bandung bisa dengan menggunakan mini bus atau kereta api. Jika kereta api saat weekend akan dikenakan tarif Rp 80.000 untuk kelas Bisnis sedangkan mini bus setahu saya yang paling mahal tarifnya ada Rp 70.000. Karena kami ala semi backpacker maka kami putuskan mini bus saja. Nah untuk jenis mini busnya sendiri ada banyak macamnya untuk jurusan bandung atau kebanyakan mini bus hanya untuk bandung saja hehe. Untuk Mini busnya terdapar Baraya Tour, Shuttle Star, Day Trans dan masih banyak lainnya. Baraya di kenakan Tarif Rp 53.000, Shuttle Rp 50.000 dan Day Trans Rp 70.000. Karena Shuttle Paling murah maka saya pilih Shuttle Star Mengingat pulangnya juga kami harus memakai mini bus lagi.

Untuk Transportasi SAAT di Bandung saya menggunakan Motor, Sewa motor di Bandung saat ini sangat laris sehingga saya agak kesulitan mendapatkan Motornya. Atas referensi temen saya yang sering ke Bandung saya akhirnya mendapatkan 1. Namanya Pak Hamad, Tarif yang dia kenakan memang agak mahal Rp 90.000 dan orangnya agak pelit. Umumnya saya sewa 1 motor mendapatkan 2 helm, masa saya sewa 3 motor mendapatkan 3 helm saja padahal orangnya 5 (>_<;) Akhirnya setelah berdebat si pak hamad akan memberikan 4 helm sisa 1 helm saya yg bawa......
Saat malam nya temen saya si dennis memberitahu bahwa dia masuk angin dan baru mengeluarkan isi perutnya….isi perut?? Mungkni ginjal, lambung dan beberapa organ lainnya x ya. Akhirnya kami pergi berempat saja. Uang yang sudah di belikan tiket terpaksa tidak bias di kembalikan, untung motor saya bias cancel 1 karena jumlah kamu berempat jadi pas untuk 2 motor.

Perjalanan di mulai jam 7 di belakang sarinah thmarin tempat shuttle bus pick dan drop zone. Perjalanan di bandung di tempuh dalam 2,5 jam. Kami di turunkan di Pangkalan shuttle star dan langsung booking untuk hari esoknya. Karena si pak hamad tidak tahu dimana pangkalan shuttle star maka kami terpaksa harus jalan lumayan jauh ke pom bensin suropati tempat dia menunggu. Setelah membayar 2 tarif sewa motor kami langsung isi bensin karena bensinnya benar-benar kosong. Setelah semuanya sudah ready, kami langsung pergi mencari makan.
  
Restoran pertama kali yang kami tuju adalah restoran mie rica-rica seberang hotel Panghegar. Letaknya deket gang gitu. Mie rica-rica ini seperti spageti dan terkanal akan kepedasannya.
  
 Di tambah dengan pangsit goreng 2 porsi maka melengkapi segalanya. Yang sangat di sayangkan, temen  saya Adrian tidak memesan mie rica-rica karena dia ga kuat dengan pedas    (-_-;)

  
 
Perut sudah terisi, kita langsung pergi lagi ke Wisma Unpar. Letaknya di Bandung utara deket dengan  mal ciwalk. Kebetulan Adrian sudah tahu letaknya hingga dia jadi pemandu kami. Kurang lebih 30 menit akhirnya sampai. Wismanya bersih dan asri.

  
Wisma Universitas Pharayangan atau Wimsa Unpar yang terletak di Jl. Gunung Agung Dalam No. 4 Ciumbeuleuit ini memiliki 2 jenis kamar, yang pertama seperti kamar biasa layaknya hotel dan yang kedua seperti rumah jadi ada dapur dan ruang tamunya. Karena Kami berlima maka kami pilih rumah atau di panggilnya unit. Kita bisa booking terlebih dahulu dengan membayar dp 50% dari totalnya yang di setor via transfer. Untuk 1 unit di kenakan 350 ribu di tambah dengan 1 extra bed jadi 400 ribu. Untuk telp Wisma unpar bisa di hubungi ke no 022 – 2032800. 

Kami  menyusun rencana mau pergi kemana dahulu. Setelah rencana kami matang, kami langsung pergi lagi. Tujuan pertama kami rumah sosis di lembang. Tidak sulit menemukan rumah sosis koq karena palangnya ada dimana-mana. Sosisnya ukurannya cukup besar dan enak. Karena ini wisata ngemil jadi kami pesan 1 saja.
Lanjut ke destinasi berikutnya Rumah Tahu. Begitu masuk kami langsund di sambut pemiliknya dan mengenalkan jenis tahu susu lembang. Sepertinya setiap tamu masuk, pemiliknya memang menyambut dan mengenalkan tahu-tahunya. DIsini saya pesen….saya rada lupa nama makanannya kalau tidak salah kupas tahu tapi seperti ketoprak… di tambah dengan tahu crispy. Suasannya cukup dingin mengingat ini gunung.

Karena rumah tahu berdekatan dengan lembah Carmel maka tujuan kami berikutnya lembah carmel. Disini kamu bisa melihat patung-patung yesus swaktu di kayu salib. Karena bukan high season disini sepi sekali. Suara kami pun bisa terdengar kemana-mana. Tapi karena di tempat ini memang tidak boleh berisik jadinya kami jalan-jalan saja. Dideket lembah carmel ada yang jual sate kuda tapi sepertinya sudah bangkrut karena tutup.

  
Berikut kami jalan ke Vihara yang ada di lembang. Saya lupa namanya apa tapi hanya 1 jd ga masalah dunk kalo menanyakan arahnya. DI Vihara ini mirip dengan di Thailand. Sama seperti di lembah carmel, disini sepi dan tidak boleh berisik. Disini ada kegiatan menarik, pertama jangan lupa donasi dahulu, berapa saja terserah lalu di sebelahnya ada gelas-gelas diisi koin-koin. Nah koin koin ini nantinya dimasukan ke mangkok-mangkok yang mengelilingi gedungnya. 1 mangkok 1 koin. Setelah mangkoknya habis di lihat berapa sisa koin atau koin habis sejak mangkuk keberepa. Jika masi ada sisa koin maka itu + (plus) maka ambil ramalam dengan jumalh berapa plusnya. Jika koin sisa sudah habis saat mangkoknya masih ada namanya –(minus) maka di hitung berapa mangkoknya. Yach ramalannya si mengharuskan kita tetap rendah hati atau hati-hati.

  
Hari sudah mulai sore maka saya putus kan untuk ke wisata berikutnya yaitu D Ranch. Di D Ranch, area nya seperti perkoboy an. Disini terdapat restoran dan wahan untuk anak-anak juga. Tadinya saya mau naik kuda tapi berhubung kudanyta hanya bisa menahan beban 80kg max maka saya batalkan niat saya dan kami foto-foto saja.

  
Karena sudah mulai malam, saya berniat membatalkan wisata kampoeng bakso tapi berhubung yang lain ingin menikmatinya maka kami pun pergi ke kampoeng bakso. Sesuai dengan namanya, disini banyak terdapat jenis makanan bakso mulai dar bakso ikan, bakso kepiting, bakso udang dan masih banyak lainnya.

  
Karena malamnya kami mau makan di kampoeng daun maka wisata di kampoeng bakso kami selesaikan cepat-cepat. Btw di sebelah kampoeng bakso ada rumah risol jadi kami beli risol dan minta di bungkus. Kami memutuskan balik dulu ke wisma unpar untuk mandi karena badan saya sudah lengket. Alhasil hanya saya yang mandi sedangkan teman saya yang lain tidak sama sekali…bau ih.
Perjalanan ke kampoeng daun di warnai dengan ketegangan selain jalannya gelap tidak ada lampu kecuali dari lampu motor, hawa yang sangat dingin seperti di bromo, bensin motor pun sudah hamper habis dan yang terparah tidak ada pom bensin deket sana jadi pastikan dahulu motor terisi bensin paling tidak setengah.


Tapi semua itu terbayar dengan suasa kampoeng daun yang nyaman dan dingin. Karena ramai kami harus masuk daftar tunggu dulu. Sambil menunggu saya melihat ada kerajinan melukis wajah yang harganya cukup murah. Belum sempat menawar, saya sudah di panggil recepsionis untuk mengisi tempat kosong. Di sini sungguh nyaman, bisa tidur-tiduran juga.

  
  
Selain itu makanan di sini enak-enak dan harganya tidak terlalu mahal. Disini banyak terdapat api unggun gitu untuk menghangatkan diri ^o^ kami berleha-leha sampai jam 11 baru setelah itu balik ke wisma unpar dan beristirahat untuk besoknya.
Hari ke 2 saya terbangun jam 9. Telat dari rencana saya bagun jam 7 pagi. Setelah mandi dan sarapan pop mie kami merundignkan mau kemana lagi. Tadinya saya menyarankan ke goa jepang tapi yang lain mau wisata mal maka kami pergi ke mal ciwalk. Mal ciwalk adalah mal bernuasa alam karena di kelilingi pepohonan. Sambil menunggu siang kami hang out di bengawan solo sambil main saboteur. Rencana makan siang ini, saya merencanakan makan di restoran unik dimana kita makan di tempat gelap hingga tidak bisa melihat tapi restorannya sudah bangkrut……jadinya saya pilih di sari sunda.
Selain karena makannya enak dan murah, dsini pelayannya cantik2 makanya saya demen kesini hehehe. Tadinya saya mau pilih paket saja tapi yang lain menyarankan makan campuran.

  
  Setelah perut kenyang maka sisa waktunya saya habiskan untuk beli oleh-oleh di Prima rasa dan balik to Jakarta.